Kuliah sore: Inovasi Mahasiswa USM Ciptakan Energi Listrik Dari Lumpur Bledug Kuwu

Semarang – Satu lagi mahasiswa Universitas Semarang (USM) yang berprestasi. Kali ini dalam hal inovasi. Ia adalah Nur Hidayat , mahasiswa S1 Teknik Elektro Semester 7 asal Desa Semirejo dukuh Dayan RT 03 RW 06 kecamatan Gembong Pati .

Nur Hidayat baru saja merampungkan penelitiannya selama sebulan, menganalisa kandungan di dalam lumpur yang di ambil dari lokasi bernama Bledug Kuwu dan menemukan hal yang tak disangka saat melakukan penelitian tersebut.

Ia mendapatkan gagasan menggunakan Lumpur Bledug Kuwu untuk dijadikan sumber energi alternatif dari peneliti sebelumnya mengenai energi tanah merah (lampu biopori smart light) yang ditemukan oleh Satria Pinandita. Hal ini didasari dari makin menipisnya sumber daya minyak bumi untuk memproduksi listrik.

Awalnya melihat warga desa Kuwu memanfaatkan lumpur jadi garam. “Kok bisa ya, pikir saya, akhirnya  kenapa tidak dicoba saja garam yang sifatnya penghantar tegangan listrik ini untuk dibuat menjadi sesuatu,” katanya

Nur harus merogoh kocek sebesar Rp 600 ribu untuk membiayai temuan ilmiahnya tersebut. Tapi, perabotnya tak harus sama seperti miliknya.

“Banyak yang tidak percaya awalnya sebelum saya tunjukkan. Karena memang bahan dasarnya lumpur. Saya sendiri pilih lumpur, karena kalau air laut itu cair, bisa goyang, sedangkan angin itu jam-jam an, belum tentu ada setiap waktu. Nah dalam pikiran saya, saya rasa lumpur ini pas dan saya lihat di jurnal-jurnal penelitian lain belum ada. ” katanya.

“Inovasi yang saya buat ingin memperbarui material tanah yang memiliki kadar logam lebih tinggi dari tanah merah yaitu menggunakan Lumpur Bledug Kuwu di Kabupaten Grobogan Jawa Tengah. Lumpur Bledug Kuwu yang saya teliti mengandung 5 logam yaitu Tembaga, Magnesium, Seng, Besi Dan Alumunium,”

Logam tersebut dapat menghasilkan beda potensial listrik berdasarkan tabel volta cell. Berdasarkan penelitian yang saya lakukan, dari 1liter lumpur basah Bledug Kuwu dapat menghidupkan lampu 12 Watt DC selama 5 hari. Untuk kedepannya, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk penelitian lanjutan mengenai pemanfaatan energi baru dan terbarukan yang ramah lingkungan.